Saturday, March 22, 2008

Account And Pin.

Kemasan baru yang saya lihat, ternyata sangat menarik dan simpel, dari bentuknya, ukurannya dan warnanya, semuanya lebih menarik dari yang sebelumnya, meskipun kemasan ini tidak begitu berarti bagi sang pembeli, dikarenakan pembeli hanya membutuhkan nomor account dan pinnya saja.

Tidak pernah terpikirkan oleh saya untuk mengganti kemasan barang ini, karena disisi lain ada penjual yang menawarkan barang dagangannya tanpa kemasan, cuma nomor account dan pinnya semata, dan barang ini lebih diminati konsumen serta lebih cepat habis dipasaran. Hal ini dikarenakan produk tersebut sangat jauh lebih murah daripada produk yang saya jual selama ini.

Sayapun tidak tertarik pada produk yang lebih murah tersebut,

itu disebabkan ada beberapa hal yang menghalangi saya untuk menjadi penjual produk termurah dan simpel tersebut.

Berdagang memang sudah menjadi kegemaran saya, saya sangat menikmati ketika barang saya laku, meskipun satu biji, kemudian si pembeli menyerahkan uangnya kepada saya. Kebiasaan ini sudah menjadi kepuasan tersendiri bagi diri saya.

Yah itulah saya selama ini. Menjadi penjual kartu telpon, yang mana kartu ini hanya bisa dipakai kalau ada koneksi internet semata. Telpon menggunakan kartu ini jauh lebih murah dibandingkan dengan menelpon menggunakan telpon rumah atau Hp. Dikomunitas saya yang notabene pelajar yang sama sama jauh dari tanah air tercinta Indonesia, saya menjajakan barang dagangan saya via online Yahoo Messenger yang selalu saya onlinekan hampir 24 jam, juga melalui SMS ataupun langsung menelpon ke Hp saya atau telpon rumah kontrakan saya.

kenapa saya menjadi penjual kartu telpon?. Awalnya saya mempunya keinginan untuk mempunyai sebuat Mp3 player, lantar dari mana saya bisa memiliki uang untuk membeli Mp3 player tersebut? apakah meminta kepada orang tua?? ,, Oh tidak,,!!! ,.Itu bukan kebiasaan saya ketika saya menginginkan sesuatu lantas minta ke orang tua begitu saja. Akhirnya saya putuskan untuk menjua kartu telpon tersebut.

Pada mulanya saya hanya mampu kulakan 10 biji, karena modal yang saya pakai adalah dari beasiswa kuliah yang saya terima tiap bulan, tapi, sedikit demi sedikit saya menabung dan memperbanyak modal, dengan berjalannya waktu, akhirnya saya sampai mampu kulakan 200 biji kartu.

Setelah setahun saya berjualan kartu, barulah keinginan saya untuk membeli Mp3 player tersebut terkabulkan, harga Mp3 player itu hampir mendekati 100 USD, dan saya masih bisa membeli sepasang sepatu baru.

Bahagia sekali rasanya mempunyai keinginan lantas terpenuhi keinginan itu dengan usaha serta jerih payah sendiri. Setelah semua tercapai, saya hanya menjadi penjual biasa yang hanya sekedar memenuhi kebutuhan konsumen, tapi saya masih tetap menabung dan mempertahan kan modal yang saya punya.

Sebuah keberuntungan telah saya terima, yaitu mampu membeli dan memiliki Mp3 player. Disisi lain saya mendapat musibah, apa musibah itu?? ,, yakni saya mengalami kegagalan dalam kenaikan tingkat dikuliah saya. karena sebab ini pula beasiswa yang biasanya saya terima setiap bulanpun putus,,, :( . Dan kegagalan itu tidak membuat saya berhenti ataupun jera menjadi penjual kartu telpon. Bahkan saya lebih giat untuk berjualan, karena hanya dengan berjualan itulah saya masih bisa menopang kehidupan ekonomi saya yang tergolong pas pasan disini.

Sebenarnya sangat banyak usaha usaha yang bisa saya lakukan untuk mencari penghasilan sendiri, bisa bergabung dengan broker pengiriman barang, atau menjadi broker tiket pesawat, ataupun bisnis rumah makan. Tetapi bagi saya hal hal itu sangat menyita waktu dan keseriusan belajar, bisa bisa saya malah tidak rampung rampung dalam menyelasaikan study S1 saya karena keasyikan berbisnis yang lebih besar serta mendapat keuntungan yang lebih besar pula.

Akhirnya sayapun tetap menjadi penjual kartu telpon , meskipun dalam tidur saya tadi pagi, saya melihat dalam mimpi saya bahwa kemasan kartu yang saya jual telah berubah lebih menarik dan simpel. Dan ternyata sudah tiga tahun saya menjalani perdagangan seperti ini.

My good friend said to me that his father said to him : Ada paha ada kaki, ada usaha ada rezeki ".